Meja: Simbol Kemewahan yang Perlahan Kehilangan Esensinya
Meja dan Status: Sebuah Ironi Modern
Siapa yang tidak mengenal meja? Furnitur sederhana ini pernah menjadi simbol status, dari meja makan megah di ruang keluarga bangsawan hingga meja kerja eksklusif di kantor para eksekutif. Namun, mari kita jujur: meja kini hanyalah benda biasa yang semakin kehilangan nilai emosional dan keistimewaannya. Orang membelinya hanya karena “butuh,” bukan karena ingin memberikan sentuhan keindahan atau sejarah pada ruang mereka.
Apakah meja-meja zaman sekarang masih bisa memberikan kesan elegan? Sayangnya, tidak. Produk massal dari pabrik-pabrik besar hanya menghasilkan meja seragam tanpa jiwa. Apakah meja kayu jati kokoh atau meja dengan desain vintage masih dihargai? Tidak juga, karena manusia modern lebih memilih meja murah yang akan cepat diganti ketika rusak.
Meja Kayu: Dari Simbol Keabadian ke Barang Sekali Pakai
Ingat masa ketika meja kayu berkualitas menjadi pusat perhatian di setiap rumah? Sekarang, meja kayu berkualitas menjadi barang langka. Orang-orang lebih sering memilih meja berbahan partikel murah yang cepat usang. Ada yang salah dengan cara kita memandang furnitur, terutama meja.
Meja kayu dulunya dianggap sebagai simbol keabadian. Ia kuat, tahan lama, dan memiliki keindahan alami yang tidak lekang oleh waktu. Tapi sekarang, meja-meja semacam bardasprefabricadas.com itu hanya dianggap “jadul” dan “tidak praktis.” Dalam dunia yang serba cepat ini, siapa yang punya waktu untuk merawat furnitur seperti itu? Lebih baik beli meja plastik atau meja lipat, bukan?
Meja Makan: Hilangnya Intimasi Keluarga
Meja makan dulunya adalah pusat keluarga. Di sana, orang-orang berkumpul, berbicara, dan berbagi cerita. Tapi sekarang? Meja makan sering menjadi tempat benda-benda acak: tumpukan kertas, perangkat elektronik, atau bahkan debu. Orang-orang makan di sofa sambil menonton TV atau di kamar sambil menggulir ponsel.
Apakah meja makan masih relevan? Sepertinya tidak. Dalam budaya modern yang serba sibuk, waktu bersama keluarga di meja makan telah tergantikan oleh kesibukan individu. Meja makan yang dulu penuh tawa dan cerita kini sunyi dan terlupakan.
Apakah Meja Masih Punya Masa Depan?
Melihat tren yang ada, meja seperti berjalan menuju kehancurannya sendiri. Desain yang asal-asalan, kualitas yang terus menurun, dan budaya yang semakin abai terhadap fungsi sosial furnitur membuat meja kehilangan maknanya.
Jadi, apa yang akan terjadi di masa depan? Akankah meja kembali menjadi simbol kebanggaan dan keindahan? Ataukah ia hanya akan menjadi barang sekali pakai yang terus diganti setiap saat? Jawabannya terletak pada cara kita, sebagai manusia, menghargai furnitur yang seharusnya lebih dari sekadar benda mati.
Namun, melihat tren saat ini, optimisme itu semakin memudar. Meja—yang pernah menjadi simbol kemewahan, kekuatan, dan keintiman keluarga—mungkin hanya akan menjadi kenangan.