Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memperkenalkan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perlu memanfaatkan kemitraan dalam pengembangan bisnisnya. Menurut dia, sinergi antara pihak amat dibutuhkan untuk memperkuat empat pilar peningkatan daya saing UMKM.
Keempat pilar yang dimaksud adalah temuan UMKM, akses kemitraan, akses digitalisasi, dan akses pembiayaan. Mendag Zulkifli Hasan memperkenalkan hal tersebut dalam Dialog Interaktif Bersama UMKM Central 19 di Hans Mart, Lampung Selatan, Lampung, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Selain itu, Mendag juga menguraikan https://www.daftarindihomebogor.com/ urgensi kerja sama antar sektor. Ia mencontohkan dengan hubungan kerja sama retail modern dengan institusi keuangan sebagai pemberi modal.
Selain itu, optimalisasi sektor lain, seperti pariwisata, ikut berakibat pada daya beli terhadap produk UMKM.Dalam dialog tersebut, Mendag mengimbau UMKM di Lampung untuk adaptif dan melek terhadap perkembangan teknologi.
“Via media sosial, UMKM dapat memperluas cakupan promosi produk. Jikalau UMKM hendak maju, semestinya mulai lakukan pemasaran komputerisasi dan tidak henti berinovasi, umpamanya dalam hal tipe produk dan desain kemasan,” kata Zulhas dikutip dari keterangan resmi, Pekan (4/8/2024).
Zulhas menambahkan pendirian sentra atau galeri UMKM juga menjadi salah satu langkah strategis untuk promosi UMKM, adalah sebagai saluran supaya masyarakat dan wisatawan semakin mengetahui kualitas dan tipe produk lokal setempat.
“Untuk mewujudkannya, perlu dukungan dari berjenis-jenis pihak, baik pemerintah sentra dan daerah, pelaku usaha, tokoh masyarakat, serta para pemuda,” jelasnya
Zulhas mau, semakin banyak kolaborasi yang terjalin untuk program yang melibatkan UMKM, baik dengan pihak perbankan, retail modern, serta dinas perdagangan dan perindustrian setempat.
Alasan Menteri Teten Usulkan Credit Scoring untuk Pembiayaan UMKM
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki menegaskan butuh temuan untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Memandang hal itu, Teten mengusulkan credit scoring.
Sampai sekarang cuma sekitar 19 persen penyaluran kredit perbankan UMKM, sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan angka ini mencapai 30 persen pada 2024.
“Sulit sekali, Pak Presiden minta aku, bagaimana dapat enggak 2024 30 persen Saya bilang ini sulit kalau tidak ada temuan di pembiayaan,” kata Teten dalam acara Indonesia Clothing Summit 2024, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Teten mengukur, prasyarat agunan dan data historik kredit yang menjadi prasyarat utama untuk menerima pinjaman di bank menghambat akses UMKM.
“Saya bilang ini sulit kalau tidak ada temuan di pembiayaan. Karena itu kami mengusulkan temuan credit scoring. Jadi bank ini kalau masih mengaplikasikan agunan dan data historik kredit, ya pasti jumlah yang menerima kredit perbankan itu enggak akan melonjak,” ujar Teten.